Kediri, RAMtivi News Update —Berangkat dari kesadaran sejarah bahwa di nagari Daha atau diganti namanya menjadi Kadhiri, yang dipimpin Prabu Lembu Amerdadu, memilki episode cerita masa lalu yang sungguh menginspirasi bagi kita baik dari segi alur sejarah, gambaran karakter santun dan luhur dari nenek moyang kita serta luasnya pengetahuan umum dalam hal pemanfaatan sumber daya alam yang merupakan kepemilikan asli bumi nusantara.
Perlu diketahui bahwa Kerajaan Kadhiri era Raja Joyoboyo merupakan ibu kota di Mamenang atau Daha.
Setelah era Raja Joyoboyo berakhir dan Sang Prabu Moksa, Kadhiri terjadi banjir besar, Kraton Mamenang musnah dan ibu kota kerajaan dipindah ke Medhang Kamulan.
Medhang Kamulan (Mataram Kuno) mengalami 3 Era kepemimpinan yaitu Dinasti Sanjaya, Dinasti Syailendara (2 Dinasti ini berkedudukan di Jawa Tengah dan disebut sebagai Mataram Kuno) dan Dinasti Isyana (berkedudukan di Jawa Timur).
Kepindahan ibukota Mataram kuno ke Jawa Timur (pada 929 Masehi) dilakukan oleh Mpu Sindok, terletak diantara Gunung Semeru dan Gunung Wilis dan berubah menjadi Kerajaan Medhang.
Airlangga sebagai raja terakhir kerajaan Medhang memiliki 2 istri yaitu Dewi Laksmi dan Dewi Sri serta memindahkan ibu kota Medhang Kamulan ke Kahuripan.
Pada era akhir Kerajaan Kahuripan, ibu kotanya dipindahkan ke Daha.
Daha adalah kerajaan Kadhiri pada era kepemimpinan Prabu Lembu Amerdadu.
Prabu Amerdadu adalah putra Raja Airlangga dari istri selir.
Suatu ketika kerajaan Kadhiri diserang oleh Prabu Klana Sewandana dari tanah Hindu yang kalah dari suatu sayembara yang diadakan oleh raja Kadhiri bagi para Ksatria yang ingin mempersunting Dewi Sekartaji.
Prabu Klana membawa sepuluh ribu pasukan untuk menyerang, sementara kerajaan Kadhiri hanya memiliki lima ribu pasukan.
Dari hasil bertapa, Prabu Amiluhur mendapatkan petunjuk dari Tuhan untuk mempersiapkan peralatan dan ramuan bagi prajurit kerajaan Kadhiri.
Dari hasil petunjuk, sang raja memerintahkan utusannya untuk mencari batu di hutan Baladewa disebelah barat lereng gunung Kelud untuk membuat Lumpang dan Alu, juga mencari tanah di Gunung Punjul, daun Gamet di Desa Sugih waras dan kulit kayu LAKOSWA dari hasil hutan Kurung. Singkat cerita ramuan tersebut bisa membuat prajurit yang terluka bisa menjadi pulih, sehat dan sembuh seperti sediakala, para parajurit seakan bisa hidup kembali meskipun terluka parah setelah diolesi ramuan tersebut dan pasukan Kerajaan Kadhiri mencapai kemenangan yang gilang gemilang.
LAKOSWA diambil sebagai nama Sirup oleh perusahaan CINNAMON dengan harapan, konsumen yang mengkonsumsi sirup ini bisa merasakan manfaat kesehatan, badan penuh semangat dan pesona awet muda sebagai mana manfaat tanaman LAKOSWA pada cerita sejarah masa lalu.
Sirup LAKOSWA memang tidak diambil dari bahan kulit kayu LAKOSWA, akan tetapi diambil dari buah-buahan alami yang rasa dan kesegarannya sudah pasti terjamin, selain tidak digunakannya bahan pengawet pada sirup ini.
Sejak Tahun 1999 pemilik telah melakukan penelitian dan percobaan untuk meramu padanan sirup LAKOSWA terbuat dari bahan buah alami Indonesia sehingga menghasilkan aroma dan rasa sirup yang berbeda dan istimewa. Pengalaman produsen sirup ini sebagai Chef pada Restoran Hotel Internasional di negara Singapura, Vietnam, Amerika dan Hongkong menghasilkan pengalaman dan pengetahuan tentang berbagai macam Beverage, Setidaknya memberikan masukan untuk membuat inovasi pengembangan minuman atau sirup yang tidak hanya enak tetapi juga sehat.
Sirup LAKOSWA mempunyai beberapa varian rasa, yaitu :
1. Kopi,
2. Vanila,
3. Caramel,
4. Kacang Hazelnut,
5. Kacang Almond
6. Jeruk Nipis,
7. Jeruk Limau,
8. Jeruk Sunkist,
9. Jeruk Lemon
10. Fresh Longan,
11. Blackberry,
12. Raspberry,
13. Blueberry,
14. Strawberry,
15. Chocolate Tiramisu,
16. Mangga,
17. Nanas,
18, Leci,
19. Melon,
20. Durian.
21. Kiwi
22. Pineapple
Perusahaan CINNAMON telah memiliki IUI ( Ijin Usaha Industri) Nomer Ijin :
536/0830/29/2018 dari DPMPTSP Pemerintah Kabupaten Sragen Provinsi Jawa Tengah.
Kini Kami beralamat di Jalan Kartini Dusun Padangan No. 11, Desa Pagu, Kecamatan Pagu, Kabupaten Kediri, Provinsi Jawa Timur.
Kami bisa anda kunjungi di alamat yang sama.
Kami juga memiliki beberapa menu FOOD and DRINK yang bisa di akses dan dipesan lewat Facebook Angkringan Batavia Pagu.
https://g.co/kgs/scdj3Y WhatsApp 087880105762 Hadi Suwarno pemilik usaha.(Rock_im/Redaksi)