RAMtivi Kediri Update — Mewakili ratusan warga jemaat GKJW jalan Diponegoro Kota Kediri, Forum warga Peduli GKJW bangkit melakukan solidaritas damai menolak kepemimpinan pendetanya yang Arogan dan sering melanggar Tata Pranata GKJW atau sejajar dengan AD ART yang sudah menjadi budaya Puluhan tahun menjadi tradisi warga GKJW.
Solidaritas damai dengan membentangkan spanduk bertuliskan “Jemaat cepat Pulih rukun, bila pendeta Kurniawan cepat meninggalkan GKJW Kediri” dipasang depan rumah Kapanditan di Semampir yang ditinggali Pendeta Kurniawan pada Sabtu 24 September 2022.
Setyo Budi Irianto salah satu anggota mejelis Cajem Semampir GKJW Kediri mengatakan banyak perkara pendeta Kurniawan yang menjadi biang hura huru di GKJW Kediri, dikarenakan sikap dan tutur katanya yang arogan kepada warganya sendiri.
“1. Ada 3 calon Majelis pepantan Gampeng yang terpilih langsung ikut melayani tanpa melalui pentahbisan ini sudah melanggar Tata Pranata yg mendasar
3. Ada calon warga sudah dewasa, sudah dikataksasi tetapi tidak mau membaptis karena minta adanya tanda tangan persetujuan semua saudaranya. Dikarena tidak bisa menenuhi lalu dibaptis Gereja Pantekosta.
3.Sikap dan perbuatannya dinilai tidak patut sebagai pendeta, salah satunya pelayanannya dikomersilkan ( terkenal disebut sebagai pendeta amplopan).Ini sudah diluar jauh dari sikap pendeta yang rendah hati dan pelayanan penuh kasih kepada jemaatnya. Naik mimbar dijemaatnya sendiri ada biayanya.
4. Melayani pemakaman warga jemaatnya sendiri ada amplopnya, banyak warga kecewa, malah ada anggota majelis yg mundur.” kata Setyo Budi Irianto.
Poedji Santoso selaku mantan anggota Majelis Cajem Semampir GKJW Kediri juga mengungkapkan kejadian kurang sopannya Pendeta Karunia kepada keluarganya.
“Saya pun menjadi bingung saat malam malam, ada tamu ga diundang seingat saya pukul 22.30 kala itu pagar rumah saya ditendang hingga mengeluarkan suara keras dan mengganggu kenyamanan keluarga saya.Tidak tahunya itu Pendeta Kurniawan yang marah marah tanpa sebab sambil bergumam ujar menantang tidak terima atas kalimat saya di group GKJW. Ini sudah diluar batas nalar saya. Malu saya orang berdosa, melayani jamaat melihat kelakuan Pendeta Kurniawan seperti itu. Hai kamu Pendeta Kurniawan jangan meminta maaf kepada saya atas kelakuanmu yang arogan, akan tetapi minta maaflah mohon ampun kepada Tuhan.” ucap Poedji Santoso, salah satu mantan anggota Majelis Jemaat Cajem Semampir yang baru saja mengundurkan diri.
Dikatakannya dalam Forum Warga Peduli GKJW yang berkumpul malam itu sepakat mewakili hampir semua warga meminta Pendeta Kurniawan hengkang dari GKJW Kediri sebelum awal Bulan Oktober 2022.
Sementara itu Agung selaku Ketua RT 06 RW 01 Kelurahan Semampir membenarkan ada warga GKJW yang berkerumun dan memasang spanduk di depan rumah warganya.
“Rumah Bapak Kurniawan yang dipasangi warga GKJW dan Banner tersebut di pasang, untuk dokumentasi terus langsung di lepas itu instruksi saya 🙏🙏. Saya berpesan karena ini lingkungan RT yang saya pimpin, bilamana memang ada gejolak warga, saya bersedia mediasikan. Karena Bapak Kurniawan ini juga belum pernah lapor pemberkasan ke saya. ” tegas Agung Ketua RT setempat yang menjabat sudah 14 tahun lamanya.
Pendeta Natael Hermawan Prianto selaku Ketua Makamah Agung GKJW di Malang mengucapkan terima kasih atas perhatiannya disaat ditanya perihal kejadian yang terjadi di GKJW Kediri.
” Sugeng sonten Pak🙏. Maturnuwun sanget kawigatosanipun. Pangapunten sanget, demi kondusifitas kula dereng saget ngaturi komentar nggih. Dikarenakan terkait Jemaat setempat. Nyuwon doa.( Selamat sore Pak. Terima kasih atas perhatiannya. Mohon maaf, demi kondusifitas , saya tidak bisa memberi komentar. Dikarenakan terkait jemaat setempat. Minta Doa. ” ucap Pendeta Natael.
Pendeta Kurniawan selaku Pendeta GKJW saat dikonfirmasi belum bisa memberikan keterangan terkait perkara ini.
” Berkenan menunggu penjelasan kamis ini dari Pengurus Harian GKJW ya. Yang jelas masih dalam pelayanan normal saja. ” ucap Pendeta Kurniawan.
Pendeta Timotius Kabul sebagai Sesepuh Kristiani Kota Kediri menyampaikan empati yang besar terhadap gejolak di Keluarga besar GKJW Kediri.
” Pak Dhe berharap semua warga GKJW bisa menyelesaikan permasalahan internal lembaga dengan baik dan cepat. Ya memang ramai menjadi bahan pembincangan masyarakat Kediri. Pak Dhe hanya sebagai pendeta biasa, berfokus hanya untuk pelayanan, pelayanan dan melayani Tuhan sejalan dengan Tata Pranata dalam lembaga Gereja Baptis.Tidak lain hanya melayani jemaat dengan baik, tulus dan sepenuh Hati.” pungkas Pendeta Timotius Kabul.(Bimo//Danish)