RAMtivi Online||| Kediri — Puluhan warga yang mengatasnamakan anggota dari Lembaga Swadaya Masyarakat – Sahabat Boro Jarakan (LSM – Saroja) menggeruduk kantor DPRD Kota Kediri dan mempertanyakan perihal belum terbentuknya Alat Kelengkapan Dewan (AKD) sejak dilantiknya para anggota dewan pada 21 Agustus 2024 lalu.
Supriyo selaku koordinator LSM Saroja menilai, karena terpengaruh situasi politik saat ini terkait Pilkada 2024, akibatnya kinerja anggota DPRD Kota Kediri menjadi tidak efektif hingga terkesan menelantarkan masyarakat Kota Kediri.
“Harusnya anggota dewan bisa bekerja efektif dan duduk bareng. Kami ini ingin menguji, rukun tidak aggota dewan. Kebetulan ini kan ada pembelahan dua calon yang ada, jadi jangan kisruh, harusnya dalam kepentingan yang sama untuk Kota Kediri dalam hal ini APBD harusnya duduk bareng, ini kok anggota dewan lebih mementingkan ego pribadi,” kata Supriyo, Senin (7/10/2024)
Lebih lanjut ia menekankan agar anggota DPRD Kota Kediri segera dalam satu minggu ini bisa membentuk AKD serta menetetapkan PAK.
“Karena PAK ini sangat penting, termasuk titik-titik dibidang kesehatan serta bantuan-bantuan yang bersifat darurat ini kan adanya di PAK yang tidak ter-cover di APBD sebelumnya. Nah ini anggota DPRD baper-baperan hingga secara keseluruhan rakyat di Kota Kediri seperti terlantar. Saya yakin dalam satu minggu membahas APBD tidak akan selesai,” katanya.
Ia pun menduga, ada ketidak rukunan diantara anggota dewan yang akan berakibat Kota Kediri menjadi terbelah.
“Dugaan saya hari ini Kota Kediri terbelah. Dan itu yang ngajari dari level dewannya. Jangan salahkan nanti kalau baper-baperan ini dibawa ke masyarakat jika ada pihak yang kalah, rusuh Kota Kediri. Jadi saya mencegah dari awal,” ungkapnya di hadapan awak media.
Dalam aksi kali ini, perwakilan LSM Saroja hanya diterima oleh Ketua DPRD sementara Firdaus dari Partai PAN dan Wakil Ketua DPRD sementara M Yasin dari Partai Nasdem. Sedang perwakilan dari Partai lainnya tidak ada yang menemui perwakilan LSM Saroja.
Sementara itu, Firdaus menyampaikan bahwa dalam waktu satu minggu SK dari Gubernur akan segera diterimanya.
“Itu jawabannya omong kosong semua. Kan kita tuntut, dalam waktu satu minggu segera umumkan dan undang. Terlepas mereka datang atau tidak kedewasaan dan kenegaraan mereka yang dituntut. Kalau mereka ga datang, berarti kita diajari kalau beda pilihan harus membenci seseorang,” ucap Firdaus.
Lebih lanjut, terkait SK Gubernur dijelaskan oleh Ketua DPRD Kota Kediri itu, bahwa sudah menerimanya dan dalam waktu dekat akan dilakukan sumpah janji kembali.
“Loh SK dari Gubernur sudah saya terima, dan Insya Alloh dalam waktu dekat ini akan ada sumpah janji lagi. Jadi mekanismenya bersama-sama 30 orang itu pelantikan, setelah itu penetapan tiga pimpinan, yaitu saya , Pak Jono dan Pak Yasin sebagai Ketua dan Wakil Ketua akan ada penyumpahan janji lagi dan yang menyumpah adalah Ketua Pengadilan,” ungkap Firdaus.
Untuk selanjutnya, ia pun berjanji akan segera melakukan pembahasan tentang tugas-tugas selaku anggota DPRD.
“Kami ini tidak ada keinginan untuk memperlambat. Kami dalam waktu satu bulan sudah tetapkan fraksi-fraksi dan sekarang mekanismenya kita tunggu SK dari Gubernur dan itu baru saja datang. Insya Alloh kita akan membahas tugas-tugas kita,” tambahnya.
Menjawab tudingan adanya kekisruhan di tubuh anggota DPRD, Firdaus mempersilahkan untuk menanyakan kepada sumber bersangkutan.
“Kalau pihak kami tidak ada yang namanya tidak rukun. Kami selalu membuat kondusif, jadi tidak ada perbedaan. Kalau terkait itu, silahkan ditanyakan kepada yang menyampaikan,” pungkanya.(BIM)